Merawat Persatuan dan Kesatuan Ditengah Tahun Politik

 

Pada tahun 2020 ini kita semua bersiap menyambut kontestasi pilkada serentak ditengah situasi pandemi covid-19 yang tak kunjung usai, di Kalimantan Selatan sendiri kita akan kembali memilih gubernur dan wakil gubernur serta 7 pasangan walikota dan bupati. Sedangkan jika kita melihat dalam skala nasional akan ada 270 daerah yang melaksanakan pilkada dengan rincian 9 Provinsi (gubernur), 37 Kota (walikota) dan 224 Kabupaten (bupati).

Pelaksanaan pemilihan kepala daerah atau yang lebih sering disingkat dengan pilkada ini bukanlah hal yang sangat mudah, apalagi ditahun 2020 ini kita juga sedang dihadapkan pada situasi pandemi. Pilkada dapat dijadikan sebagai  tolok ukur demokrasi di Indonesia. Dengan proses yang jauh lebih pelik dari pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, tidaklah heran jika di dalam pelaksanaan pilkada sendiri sering menimbulkan perselisihan diantara para calon, anggota partai dan juga para warga yang menjadi pemilih.

Sebelum masuk kedalam pembahasan, saya mengajak kepada para pembaca semua untuk menyaksikan terlebih dahulu film “Bacakut Pandir” yang saya produksi tahun 2019 lalu bersama kawan kawan Sapakawanan Projeck – SMK Negeri 3 Banjarmasin. Film ini akan menjadi benang merah atas permasalahan dan pembahasan selanjutnya nanti. 

Film "Bacakut Pandir"

Film "Bacakut Pandir" bisa disaksikan melalui channel youtube Aruh Film Kalimantan selama periode 7 November s.d 7 Desember 2020. Atau dengan mengakses link berikut ini  Film ini juga bisa disaksikan di platfrom Genflix pada menu Indonesian Film Corner.

Salah satu pelajaran yang dapat di petik dari pelaksaan pemilihan kepala daerah ini dapat dirujuk pada pemilihan kepala daerah Ibu kota Indonesia pada tahun 2017 silam, dimana terjadi nya perselisihan baik di antara warga dan para anggota partai. Proses menuju pilkada yang seharusnya menjadi pesta rakyat, serentak berubah menjadi lautan penuh emosi dan ketegangan. Hal tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru. Menjelang pembukaan pemilihan kepala daerah ataupun pemilihan umum lainnya yang dilangsungkan oleh pihak KPU (Komisi Pemilihan Umum) memang sering menunjukan indikasi terjadinya kericuhan atau pun keributan pada beberapa daerah di Indonesia. Hal yang harus sangat diperhatikan baik oleh pemerintah, komisi pemilihan umum dan juga para warga negara Indonesia dalam menyelenggarakan pesta rakyat ini adalah dengan meniadakan penggunaan unsur SARA.

Pemilu DKI Jakarta tahun 2017 silam pun kemudian menjadi latar belakang film yang saya produksi tahun 2019 lalu yang berjudul “Bacakut Pandir”. Saya ingat betul peristiwa peristiwa yang sangat menakutkan muncul saat itu hanya karena perbedaan pilihan politik, salah satunya bisa ditemukan dibeberapa Masjid yang memasang spanduk penolakan untuk mensholatkan jenazah orang yang berbeda pilihan politik dengan mayoritas pilihan masyarakat disana. Selain di DKI Jakarta, kejadian pemindahan makam di Gorontalo juga menjadi perhatian saya saat itu, hal itu juga ditenggarai oleh perbedaan pilihan politik antara keluarga pemilik makam dan sang pemilik lahan. 

Dalam film ini menceritakan kehidupan dua orang tetangga yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Yang pertama adalah Burhan (M. Syahriel M. Noor) adalah duda 1 anak, ia adalah seorang juragan air dan hanya lulusan SD. Yang kedua adalah Isul seorang perjaka tua yang meruapakan lulusan keperawatan, dalam kehidupannya ia bekerja sebagai juraga listrik. Dari segi penggunaan dialek bahasa pun mereka berdua jelas berbeda, yang satu menggunakan dialeg banjar hulu dan satunya menggunakan dialeg banjar kuala. 

Jika kita lihat dan amati perbedaan perbedaan yang ada dalam kehidupan sehari hari mereke berdua tidak pernah ada yang menjadi masalah, bahkan mereka bisa hidup damai ditengah perbedaan tersebut. Namun mengapa kemudia isu perbadaan pilihan politik malah membuatnya berselisih ? Pertanyaan disamping justru harus menjadi refleksi untuk diri kita semua.

    Tanpa disadari unsur SARA yang dikaitkan kaitkan dengan politik justru memilki dan membawa dampak yang buruk terhadap kedamaian dan juga terhadap kemajuan Republik Indonesia jika dibandingkan dengan politik uang. SARA lebih banyak digunakan dan disebarkan untuk memperburuk elektabilitas sang calon, menumbuhkan unsur  unsur kebencian terhadap sesama warga yang seharusnya telah menjadi seperti saudara kita sendiri. Memang, Pilkada atau pemilihan umumnya lainnya sering membawa perbedaan antar satu sama lain, akan tetapi, perbedaan tersebut harus tetap membuat kita menjadi satu, yaitu untuk membawa Indonesia menjadi lebih maju. Perbedaan  perbedaan yang wajar terjadi dalam Pilkada dan politik harus membuat kita menjadi lebih bijak dalam memilih mana yang benar dan mana yang salah. 

    Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan lambang negara Republik Indonesia harus di kedepankan dalam melangsungkan Pilkada serentak 2020 ini. Para warga pasti sangat menginginkan calon yang mereka dukung untuk dapat memenangkan pemilihan kepada daerah pada wilayah mereka. Hal terpenting dalam memberikan dukungan kepada para calon adalah dengan mengedepankan dan mempelajari visi, misi serta program program masyarakat yang di tawarkan oleh masing masing calon. Merawat persatuan dan kesatuan bangsa berarti harus menjaga dan mengedepankan keadilan bagi semua. Prinsip-prinsip persatuan akan tetap terjaga jika nilai-nilai keadilan dapat terwujud. Untuk mewujudkan keadilan, masyarakat yang berada di negara ini semuanya harus mendapatkan perhatian penuh tanpa terkecuali, baik dalam aspek ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. 

Dalam konteks merawat persatuan dan kesatuan ditengah tahun politik ini, maka penting bagi kita semua untuk dapat mengamalkan dan mengiplementasikan nilai nilai Pancasila dalam diri maupun lingkungan masyarakat kita. Salah satu hal yang perlu kita amalkan yaitu butir butir Pancasila yang terdapat dalam sila ketiga Persatuan Indonesia, yaitu sebagai berikut :

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Belajar dari film "Bacakut Pandir" tersebut, maka mari bersama sama kita merawat nilai nilai persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat, bukan hanya ditahun politik ini saja, melainkan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang tak lekang oleh waktu. Mari kita warisi nilai nilai Pancasila ini kepada para generasi muda yang akan datang. Cukup sudah kejadian kejadian yang lalu menjadi pelajaran yang nyata bagi bangsa kita. Sekian dan terima kasih.

========================================================================

Tulisan ini saya dedikasikan untuk dosen pengampu mata kuliah Pancasila Pak Dian Agus Ruchliyadi, S.Pd., M.Pd. dan seluruh orang yang terlibat dalam produksi film "Bacakut Pandir" ini. Berikut beberapa informasi mengenai film tersebut.

Official Poster

SINOPSIS

"Burhan, duda 1 anak dan Isul yang seorang perjaka tua secara terang-terangan menyatakan permusuhan setelah keduanya berdebat panjang tentang perbedaan pilihan Presiden”.

DIRECTOR STATEMENT

Film ini mencoba mengangkat isu yang dekat dengan masyarakat, sehingga ketika mereka menonton mereka merasa hadir dan terwakili di film ini. Cerita film ini menggambarkan kehidupan dua orang tetangga yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Dengan menggunakan garis cerita yang sederhana, film ini menggambarkan secara dekat kehidupan dalam masyarakat ditengah isu perbedaan pilihan politik. Pada dasarnya film ini tetap sarat akan makna dan pesan yang disampaikan sehingga membuat film ini menarik untuk ditonton.

SPECIFICATIONS

Title                             : Bacakut Pandir

Film Type                    : Fiksi

Genre                          : Drama

Runtime                      : 11:49 minutes

Completion Date         : 2019

Production                  : Sapakawanan Project (SMKN 3 Banjarmasin)

Country of Origin       : Indonesia

Country of Filming     : Indonesia

Shooting Locations     : Pamajatan Panjang, Gambut - Kalimantan Selatan

Shooting Format         : HD

Aspect Ratio               : 16:9

Film Color                   : Colour

Sound                          : Stereo

Languange                  : Local

Subtitle                        : Indonesia / English

PRESTASI & PENGHARGAAN

1.      Film Terbaik Festival & Lomba Seni Siswa Nasional tingkat Kota Banjarmasin tahun 2019

2.      Film Terbaik Festival & Lomba Seni Siswa Nasional tingkat Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

3.      Nominasi Festival Film Surabaya 2019

4.      Official Sellection Screening Pekan Film Makasar 2019

5.      Runner up Dian Didaktika Film Festival, Paradigma Award 2019 kategori Aradhana

6.      Film Terbaik Resonance Short Movie Film Festival 2019 Jogja Film Academy

7.      Official Sellection Festival & Lomba Seni Siswa Nasional tingkat Nasional Direktortat Pembinaan SMK, Kemdikbud tahun 2019

8.      Official Sellection Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2019 program Open Air Cinema

9.      Film Terbaik Festival Film Pelajar Bandung 2019

10.  Official Sellection Lift-Off Global Network Session December 2019

11.  Film Terbaik Aruh Film Kalimantan 2019 kategori Mandau Perak

12.  Official Sellection First-Time Filmmaker Session January 2020

13.  Official Sellection of The BeBop Channel Content Festival 2020

14.  Nominasi Malang Film Festival 2020

15.  Nominasi Festival Film Lampung 2020

16.  Official Sellection Bogor Independent Film Festival 2020

17.  Official Sellection Program “Para Penerus Bangsa” Brawijaya Movie Exhibition 2020

18.  Official Sellection Sinema Palatar  Aruh Film Kalimantan 2020


Temukan kami di instagram https://www.instagram.com/rzllmhmd/   

Tulisan ini juga telah dibagikan di akun sosial media saya lainnya seperi Facebook, Twitter dan WhatsApp.






Komentar

  1. Balasan
    1. Wah terima kasih, jika tertarik kamu bisa baca tulisan saya yang lainnya ya.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Wah terima kasih, jika tertarik kamu bisa baca tulisan saya yang lainnya ya.

      Hapus
  3. Suatu percobaan yang bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih, jika tertarik kamu bisa baca tulisan saya yang lainnya ya. Saya rasa puisi Hiroshima adalah puisi terbaik yang pernah saya tulis. Selamat membaca

      Hapus
  4. Wah terima kasih, jika tertarik kamu bisa baca tulisan saya yang lainnya ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOGRAFI KH. ILHAM HUMAIDI (MAJELIS AS-SHOFA)

MK. Belajar dan Pembelajaran - Program Studi Teknologi Pendidikan FKIP ULM